Pada era pandemi COVID-19, mungkin ada teman atau keluarga yang bertanya-tanya, “Bolehkah ibu yang positif COVID-19 menyusui?”. Menyambut pekan menyusui sedunia pada tanggal 1-7 Agustus ini, yuk kita bahas lebih lanjut!

Check out the thread version on our Twitter:
Bolehkah ibu yang positif COVID-19 menyusui? Hmm, boleh nggak ya?! Nah, menyambut pekan menyusui sedunia pada tanggal 1–7 Agustus ini. Yuk, mari kita bahas!🤱
— SCORA CIMSA (@scoracimsa) August 3, 2021
Seperti yang kita ketahui, ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi baru lahir. Umumnya, seorang Ibu direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif pada usia 6 bulan pertama dan dilanjutkan dengan pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) pada usia berikutnya.
Menurut Kemenkes, pemberian ASI dapat meningkatkan ketahanan tubuh bayi serta membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Berdasarkan data dari WHO, lebih dari 820 ribu nyawa anak dapat terselamatkan dengan pemberian ASI yang adekuat pada usia 0-23 bulan. ASI juga bermanfaat bagi ibu untuk mengurangi trauma pasca persalinan.
Ketika menyusui, ibu tentu akan bersentuhan dengan bayinya sehingga meningkatkan resiko transmisi droplet dari ibu ke bayi. Seperti yang kita ketahui, salah satu cara penularan COVID-19 adalah melalui droplet. Oleh karena itu, kegiatan menyusui dapat menimbulkan kekhawatiran bagi ibu dan keluarga, terutama ibu yang suspek atau terkonfirmasi COVID-19.
Kemudian mungkin muncul pertanyaan, “Apakah sebaiknya saya tidak menyusui? Apakah saya boleh mengganti ASI dengan susu formula?”. Sebagai seorang ibu, tentu ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, bukan?
Jangan risau, ternyata sudah ada panduan menyusui loh, untuk ibu yang positive COVID-19. Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu suspek atau terkonfirmasi COVID-19 sebelum menyusui bayinya.
Apabila ibu sudah diperbolehkan untuk menyusui langsung oleh dokter atau bidan, maka terapkan langkah-langkah berikut.
- Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer yang mengandung alkohol 70% sebelum menyentuh bayi.
- Gunakan masker medis yang dilapisi masker kain, atau gunakan masker KF94/KN95 ketika menyusui dan ganti masker ketika sudah selesai menyusui.
- Terapkan etika batuk dan bersin yang baik dan benar.
- Jagalah kebersihan dan sanitasi diri maupun lingkungan.
Dalam kondisi di mana ibu tidak mampu menyusui langsung, maka pemberian ASI dapat dilakukan dengan dipompa dan disimpan dalam wadah ASI. Memompa ASI penting dilakukan untuk menstimulasi produksi ASI agar ibu dapat menyusui langsung ketika sembuh.
Pastikan bahwa ibu mencuci tangan sebelum memompa maupun menyentuh wadah ASI dengan sabun dan air mengalir. Wadah ASI pun harus dibersihkan dengan sabun dan air hangat setiap selesai digunakan.
Rekomendasi menyusui secara langsung perlu dipertimbangkan, tidak hanya berdasarkan potensi transmisi COVID-19, tetapi juga berdasarkan risiko morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan tidak diberikannya ASI, serta pemberian susu formula yang tidak sesuai kebutuhan. Yuk, pilihlah dengan bijak untuk tumbuh kembang buah hati yang optimal!
Referensi:
Dewi, R. 2020. Pencegahan dan Pengendalian Pelayanan Neonatus di Masa Pandemi COVID-19. Available at: https://www.ibi.or.id/media/Webinar%20IDM%202020/IDAI%20-%20covid-IBI.pdf
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi. [online]. Available at: https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bayi
World Health Organization. 2020. Breastfeeding and COVID-19. [online]. Available at: https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/breastfeeding-and-covid-19
World Health Organization. 2020. Breastfeeding and COVID-19 for health care workers. Available at: https://www.who.int/docs/default-source/reproductive-health/maternal-health/faqs-breastfeeding-and-covid-19.pdf?sfvrsn=d839e6c0_5
Penulis:
Hanifah Nabilah – Peer Educator Trainer (PETRA) 2019
Nisrina Nabila Raniasari – Peer Educator Trainer (PETRA) 2019